Mantan CEO Persebaya Kritik Menpora



 
BONEK GAT NEWS (beritajatim.com) - Rencana Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo memanggil PSSI, BOPI, dan KOI untuk menyelesaikan permasalahan di Persebaya, mendapat tanggapan dingin dari mantan Chief Executive Officer (CEO) Persebaya, Gede Widiade.

Gede menyebut, dirinya tak lagi percaya dengan Roy. "Saya tidak yakin dengan Roy Suryo. Tulis itu!" ucap Gede dengan nada tinggi.

Gede kecewa lantaran Roy tak memberikan tanggapan menyenangkan atas surat yang ia kirimkan sebelumnya. "Lha wong saya sebagai ketua delegasi LPIS. Surat saya kemarin itu minta perlindungan hukum. Sama dia ditanggapi seperti itu," ucapnya kesal.

"Saya dianggap mengeluh. Kata siapa saya mengeluh. Kita hanya minta perlindungan hukum. Kalau mereka tidak bersedia, jangan jadi seorang menteri," kritik Arek Wonokromo ini.

Roy sendiri menilai, surat tersebut salah alamat. Sebab, lanjut Roy, hanya empat klub IPL yang bisa bermain di liga tertinggi musim depan.

"Yang tidak masuk salah satunya Persebaya 1927 karena di ISL ada Persebaya yang lain. Persebaya terbagi dua, sama-sama punya Bonek dan pendukung. Bonek Persebaya 1927 ini marah semua, tapi yang disalahkan justru Menpora. Pemerintah tidak mau merusak secara konstitusional. Saya orang yang taat azas," ucap Roy seperti yang dikutip dari Inilah.com.

Roy mengingatkan bahwa KLB tersebut sudah diselenggarakan sesuai kesepakatan. Para pemilik suaranya sudah diverifikasi dan sudah mengambil keputusan, bahkan sudah mendapat apresiasi dan diakui hasilnya oleh FIFA. "Sekarang ada pihak-pihak menjadi terpinggirkan. Saya sih oke-oke saja disalahkan, tapi tuduhan itu salah alamat," terang Roy.

LPIS Setujui Penundaan Laga Persebaya Versus Persepar


BONEK GAT NEWS -  LPIS  menyutujui  penundaan laga Persebaya vs Persepar Palangkaraya. Sesuai jadwal, pertandingan ini digelar pada  Sabtu, 30 Maret 2013.  


Persetujuan LPIS tak menyebut kapan jadwal  pertandingan tunda tersebut. “Kami memang telah mendapat  persetujuan dari LPIS. Pertandingan tunda akan diatur kemudian,” terang corporate secretary Persebaya, Ram Surahman.
Alasan keamanan menjadi dasar Persebaya mengajukan penundaan tersebut. Sebelumnya, Persebaya juga gagal menggelar pertandingan melawan Persibo Bojonegoro yang mestinya digelar 26 Maret lalu. “Kami memang belum dapatkan ijin untuk menggelar pertandingan di Surabaya. Entahsampai kapan,” jelasnya.
Persetujuan penundaan  yang diterima Persebaya ini lewat jalan berliku. Sebelumnya, LPIS sempat mengirim surat  penolakan  penundaan. Pasalnya, LPIS menganggap sudah mengirim surat sejak jauh hari agar cari lokasi pertandingan di luar Surabaya. Operator IPL ini menawarkan wilayah Jawa Tengah dan Bali sebagai lokasi. Belakangan, surat tersebut disetujui setelah kubu Persepar Palangkaraya juga menyepakati ditunda.
Menurut Ram, penundaan memang opsi terbaik untuk semua pihak. Bagi Persebaya, penundaan ini juga memberi kesempatan untuk melakukan pendekatan pada aparat kepolisian agar ijin pertandingan kembali diberikan. 
“Kita sebetulnya bisa saja menggelar pertandingan di Jogja atau Bali. Tapi buat apa bila Bonek tak bisa mendukung langsung. Rumah kami di sini, di Surabaya,” tegasnya.